Search at here!

Selasa, 18 Mei 2010

Anak = Peniru no. 1

Anak adalah peniru no.1 Benar sekali, semua orang juga sadar bahwa anak adalah buku putih polos dan para orangtualah yang dapat menuliskan banyak hal yang ingin terbaca di buku itu. Pada perjalanan hidup berikut, setiap anak yang beranjak remaja dan kemudian dewasa akan mencari ‘tulisan’ baru sendiri dari guru, teman dan juga rekan kerja serta rekan di lingkungan tempat tinggal. Tetapi sebagai orangtua, kitalah yang menuliskan kata-kata pertama di buku putih polos tersebut. Maka, kita perlu ‘menuliskan’ kebiasaan-kebiasaan yang sangat baik untuk kehidupan mereka. Termasuk merawat kesehatan tubuh mereka sendiri. Ketika Anda lupa untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan baik di depan anak (atau anak-anak), maka mereka akan menganggap itulah hal yang benar. Kebiasaan yang benar. Lalu kemudian ketika Anda mengajarkan mereka untuk melakukan hal itu sebagai kebiasaan, mereka akan bertanya-tanya, mungkin dalam hati bahkan mungkin langsung protes kepada Anda, mengapa Anda tidak melakukan hal itu dan menjadikannya kebiasaan Anda. Lalu berarti bila saya ingin membiasakan anak saya melakukan hal-hal baik, seperti menyikat gigi sebelum tidur, apakah berarti saya juga harus menunjukkan itu kepada anak bahwa saya biasa melakukannya? Ya, mau tidak mau. Memang begitu cara mereka belajar. Beberapa anak-anak memang cukup penurut untuk melakukan apapun yang diajarkan orangtua mereka. Tetapi kebanyakan anak sekarang akan melihat apakah hal yang diajarkan itu juga dipatuhi oleh orangtua mereka. Ketika orangtua mengajarkan agar anak-anak untuk mandi di sore hari, tetapi orangtua bahkan tidak mandi setelah pulang kerja hingga tidur malam, maka mereka merasa bahwa itu bukan sesuatu yang pantas dijadikan kebiasaan. Mereka akan menganggap bahwa itu hanya perlu dilakukan oleh anak-anak. Akan tertanam secara tidak sadar di kepala mereka bahwa kegiatan yang Anda ajarkan tidak perlu lagi dijadikan kebiasaan ketika mereka sudah remaja atau sudah dewasa. Apalagi Anda juga memang tidak lagi merasa perlu mengawasi kebiasaan mereka ketika sudah remaja atau bahkan ketika sudah dewasa. Anak kecil selalu penasaran dengan apa yang dilihatnya, sehingga cenderung meniru apa yang dilakukan oleh orang lain terutama orangtua yang selalu dekat dengannya. Meniru sebenarnya adalah salah satu proses alamiah yang dialami oleh hampir setiap anak, ini juga bisa dibilang sebagai suatu bentuk pembelajaran. Anak lebih banyak belajar dari apa yang dilihat di sekitarnya, jadi semua orang bisa mempengaruhi sikap si anak. Sebaiknya biarkan anak mencoba agar tidak penasaran selama tidak menyimpang dan kebablasan. Jika kebiasaan itu diteruskan, maka bisa jadi nantinya si anak akan tumbuh dewasa lebih cepat sebelum waktunya. Hal ini bisa mempengaruhi perilakunya sehari-hari terutama saat bermain dengan teman seusianya, sehingga tidak mencerminkan kelakuan dari seorang anak. Sebaiknya gunakanlah segala sesuatu yang memang untuk anak-anak. Hal yang paling penting adalah jangan pernah memarahi atau membentak anak saat sedang meniru orangtuanya, tapi cukup berikan penjelasan bahwa belum saatnya si anak menggunakan barang-barang seperti itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar